www.smkn1-sby.sch.id. Surabaya- SMK Negeri 1 Surabaya Kembali menggelar workshop kali ini mengambil tema Penguatan Literasi di SMK Pusat Keunggulan yang digelar di ruang Vicom SMK Negeri 1 Surabaya Jl. Smea No. 4 Wonokromo, Sabtu-Minggu(26-27/10/2024), dengan narasumber Amin Mulyanto dari Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur.

Workshop selama dua hari ini dibuka oleh Wakil Ketua SMK Negeri 1 Surabaya Bidang Hubungan Masyarakat Sri Retna Pratiwi, S.ST., MP.d mewakili Kepala Sekolah Dr. Drs. Anton Sujarwo, MP.d yang berhalangan hadir.

narasumber Amin Mulyanto, S.S., saat menyampaikan pemaparan materi

 

Dalam sambutannya WK Hubinmas menyampaikan bahwasanya kemampuan literasi berhubungan dengan kemampuan individu dalam menggunakan potensi dan informasi yang dimilikinya dengan baik untuk dapat berkontribusi menjadi warga dunia.  

“Untuk menumbuhkan budaya literasi di sekolah, perlu kiranya ada strategi penguatan literasi untuk mengembangkan ekosistem sekolah sebagai tempat pembelajaran yang bermutu. Mudah-mudahan selesai mengikuti workshop wawasan kita akan semakin bertambah,” ujarnya menutup kata sambutannya.

Para peserta tengah berdiskusi tentang Program Penguatan Literasi SMK PK

 

Sementara itu narasumber Amin Mulyanto, S.S mengawali pemaparannya mengatakan bahwasanya Rapot Pendidikan Sekolah Nasional menurut Data Asasmen Literasi  SMA/SMK 2022 mencapai (49,26%) turun 4,59% dari tahun 2021 (53,85%). Sedangkan SMK Negeri 1 Surabaya  Rapot Pendidikan Sekolah terbilang sangat baik dengan 91,11% kemampuan literasi dan Numerasi 84,44%.

Peserta bediskusi kelompok

 

Lebih lanjut ia mengatakan Program SMK Pusat Keunggulan bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau menjadi wirausaha melalui keselarasan pendidikan vokasi yang mendalam dan menyeluruh dengan dunia kerja serta diharapkan menjadi pusat peningkatan kualitas dan rujukan bagi SMK lainnya.

“Tujuan program SMK Pusat Keunggulan yaitu, sebagai tempat mewujudkan pengembangan, sebagai Rujukan dan peningkatan prestasi,”katanya.

Para peserta tengah  berdiskusi kelompok

 

Dikatakan pula olehnya Literasi itu bukan hanya beban bagi salah guru maple  utamanya guru Bahasa Indonesia semata, melainkan merupakan kolaborasi dari semua guru yang mengajar.

“Salah satu contoh, siswa diminta membaca selama 15 menit sebelum dimulainya pembelajaran. Dengan membaca mereka akan dapat memaparkan atau bercerita atas apa yang telah mereka baca dengan cara merangkumnya, ini berlaku untuk semua guru,” pungkasnya. (badar)