www.smkn1-sby.sch.id. Surabaya- In House Training banyak dilakukan karena terbukti penting dalam melatih keterampilan dan soft skill yang dapat meningkatkan produktivitas. Hal ini disampaikan Kepala SMK Negeri 1 Surabaya Dr. Drs. Anton Sujarwo. M.Pd saat memberikan pengarahannnya pada pelaksanaan IHT di Ruang Vicon, Rabu (18/09/24).
Dikatakannya, pelatihan ini juga menjadi sebuah upaya dalam meningkatkan kompetensi guru dalam proses pembelajaran. Sehingga, kegiatan ini tentu berbeda dengan belajar, yang dapat diartikan sebagai sebuah upaya memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih dan berubah tingkah laku serta tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
“Kita simpulkan definisi pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar disuatu lingkungan belajar. Lebih dalam, pembelajaran ini merupakan proses dalam usahanya membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik,” jelasnya.
Anton juga memaparkan IHT merupakan sebuah program pelatihan yang dilakukan di dalam lingkungan organisasi atau institusi, dalam hal ini di dunia pendidikan. Tujuannya untuk meningkatkan wawasan dan kompetensi. Sebagai tenaga pengajar, guru harus bisa menyampaikan materi sesuai kurikulum yang berlaku dengan lebih efektif.
“Pengajar merupakan sumber pengetahuan paling mudah dipahami oleh siswa disamping belajar secara mandiri,” tambahnya.
Sementara itu Plt. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Sidoarjo Dr. Kiswanto., S.Pd., M.Pd, saat menghadiri kegiatan ini menyampaikan rasa bangga dan gembira bila mendapati siswa siswinya sukses dan berhasil.
Lebih lanjut dirinya menyampaikan In House Training guru bertujuan untuk meningkatkan kompetensi setiap Pendidik dan Tenaga Pendidik. Materi yang dibawa merupakan Implementasi dari Kurikulum Merdeka atau kurikulum berjalan di masing-masing kelas.
Ia juga menyampaikan Esensi SMK PK itu terdiri dari Kompetensi anak didik dimana tanggung jawab pendidik, membantu anak memahami materi ajar dan menguasai keterampilan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Selanjutnya Dorongan pribadi (Mandiri), kemandirian merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam setiap proses kehidupan. Meski manusia terlahir membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya, seorang remaja akan perlahan melepaskan diri dari beberapa ketergantungan, seperti orangtua dengan belajar untuk mandiri.
“Lebih jauh lagi pendidik itu diharapkan dapat memahami bahwasanaya anak didik itu memiliki pengetahuan awal dan keterampilan yang dipengaruhi oleh bagaimana ia di besarkan dalam keluarga dan lingkungannya,” urainya.
“Pembelajaran berdiferensiasi sangat diperlukan karena merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk memenuhi kebutuhan dan harapan murid, sehingga peserta didik merasa lebih nyaman dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.,” pungkasnya. (badar)