Pada tanggal 2 Oktober SMK Negeri 1 Surabaya kedatangan Siswa-siswi dari luar negeri antara lain: Shaleen dari Amirika yang akan belajar di paket keahlian Perhotelan, Felix dari Jerman yang akan belajar di paket keahlian: Teknik komputer dan Jaringan, Gaudio dari Itali yang akan belajar di paket keahlian: Produksi Dan Siaran Program Televisi. Mereka selama di SMK Negeri 1 Surabaya selain belajar akademik juga belajar budaya indonesia seperti tari, gamelan, adat istiadat budaya jawa dll. Mereka merupakan program dari AFS – Bina antarbudaya.
Yayasan Bina Antarbudaya didirikan pada 2 mei 1985 oleh Taufiq Ismail, Tanri Abeng, Irid Agoes, Kartono Mohamad dan Sophie Gunawan Satari. Lahir bersamaan dengan Hari Pendidikan (Hardiknas) Republik Indonesia, Bina Antarbudaya senantiasa memposisikan dirinya sebagai organisasi berbasis pendidikan, yang terus mendukung terciptanya pemahaman global.
Bina Antarbudaya adalah organisasi non pemerintah, non profit, berbasiskan relawan dan merupakan mitra dari AFS Intercultural Program, yang berkomitmen untuk membangun dunia yang lebih baik melalui program pertukaran yang berlandaskan pemahaman antarbudaya. Tujuan dari didirikannya Bina Antarbudaya adalah untuk menyiapkan pemimpin masa depan yang memiliki kepekaan, pemahaman antarbudaya dan perhatian terhadap lingkungannya.
Lewat interaksi dengan orang-orang dari berbagai negara, peserta program pertukaran belajar untuk berbagi, berkomunikasi dan menghormati antara satu dengan yang lain, serta menghargai perbedaan. Di masa depan, kami berharap memiliki pemimpin-pemimpin yang menghargai perbedaan, kepekaan yang tinggi atas nilai-nilai perdamaian dan persahabatan, membangun hubungan yang positif dan kesepahaman satu sama lain, baik itu kelompok dan orang-orang dari negara lainya.
Bina Antarbudaya tidak berafiliasi dengan agama, ras, suku, kelompok sosial ekonomi dan partai politik manapun. Bina Antarbudaya berkomitmen untuk menjadi organiasi non profit, yang senantiasa bekerja untuk kebaikan umat manusia. Dengan pengalaman lebih dari 50 tahun dalam pemahaman antarbudaya, Bina Antarbudaya sudah mengirimkan 3.000 siswa-siswi ke berbagai negara dan telah menerima lebih dari 1.500 siswa asing untuk tinggal dan belajar di Indonesia.
Pada tahun 1990 Bina Antarbudaya mendapatkan penghargaan dari Japan Foundation, bersama dengan para penerima penghargaan dari berbagai negara, Direktur Eksekutif Bina Antarbudaya saat itu Kak Irid Agoes diundang untuk menerima penghargaan yang diberikan oleh Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko, di Istana Kekaisaran Jepang.
Penghargaan tersebut memotivasi Bina Antarbudaya untuk terus menjalankan misi dan berpegang teguh pada nilai-nilai yang telah ada selama ini. Untuk senantiasa dapat terus mengirimkan siswa dan siswa Indonesia ke berbagai negara, guna menjadi pemimpin masa depan, Bina Antarbudaya membuka kesempatan kerjasama dengan berbagai pihak, baik itu individu atau perusahaan.