www.smkn1-sby.sch.id. Surabaya - Setiap anak memiliki potensi kreatif yang dapat dikembangkan sepanjang hayatnya, tak terkecuali pada anak-anak berkebutuhan khusus. Dukungan dan pola asuh yang tepat dalam penanganan anak berkebutuhan khusus yang ada dilingkungan SMK Negeri 1 Surabaya akan dapat menumbuhkan potensi dan bakat kreatif yang dapat berkembang secara optimal serta menghasilkan karya seni yang lebih hebat dari anak normal pada umumnya.

Krisna Putri Setya Winarti Saat menganyam Kerajinan Tangan Keset Kaki

 

Menurut Jamilah, S.pd., Kordinator Tim Penangan Pendidikan Inklusif mengatakan, pihak sekolah harus mempersiapkan mereka untuk mencari peluang kerja dan mengenali persyaratan dari setiap pekerjaan. Selain itu juga memberikan pengajaran kepada siswa berkebutuhan khusus tentang harapan di lingkungan kerja dan bagaimana beradaptasi dengan tuntutan kerja. Mereka juga dapat diajari bagaimana menjadi profesional di tempat kerja. 

“Mereka dapat kita latih untuk mengikuti arahan dan bagaimana bekerja sebagai sebuah tim. Mereka harus siap menerima pengawasan dan sadar akan prosedur keselamatan,” jelas Jamilah yang juga salah satu guru pembimbing mereka

Sheva Amadio Pranata dan Maula Armando Prasetio saat diajak Berkomunisi dengan menggunakan Bahasa Ingris dihadapan para guru sukarelawan Australia

 

"Salah satu hasil karya seni mereka yaitu berupa Batik Jumputan, Anyaman Keset Kaki, Manik-manik Gelang dan kolase dari kulit telur. Apa yang  diciptakan anak berkebutuhan khusus  ini, merupakan media komunikasi dengan tujuan memberikan pengalaman atau pesan yang dapat memengaruhi perasaan, pikiran, dan pandangan hidup,” tambahnya.

Lebih lanjut ia memaparkan beberapa siswa berkebutuhan khusus ini juga mampu  berkomunikasi dengan  guru sukarelawan dari Australia dengan berbahasa Inggris. Sehingga para siswa tersebut mendapat sebutan sebagai anak Istimewa karena kemampuannya dan keterampilammya.

Krisna Putri Setya Winarti tengah menganyam kerajinan tangan keset kaki

 

“Sebutan ini kami berikan karena mereka mampu menunjukkan keterampilannya baik dalam skill dan dalam berkomunikasi. Bahasa Inggris yang mereka gunakan saat berkomunikasi dengan guru sukarelawan dari Asutralia ini memang tergolong cukup baik dan perlu bimbingan lagi,” pungkasnya. (badar)