www.smkn1-sby.sch.id. Surabaya – Dalam keseriusan sore itu Kamis 3 Oktober, kabut tipis, harum kenangan tanaman bunga Melati di pelataran, suara gamelan itu menyusupi pelataran ruang Kesenian SMK Negeri 1 Surabaya. Raut wajah-wajah memendam senyum para penabuh gamelan seakan memancarkan ketenteraman.

Tampak sejumlah siswa siswi yang tergabung dalam seni ekstrakurikuler Karawitan terlibat kegairahan menabuh gamelan, bonang penerus. Satu persatu jari jemari mereka begitu cepat, bagai menari-nari dan berkejaran untuk mampu mengikuti irama gamelan yang ditabuh.

Penampilan Eskul Karawitan dala rangka pengenalan eskul pada siswa siswi baru

 

Kegiatan rutin ini setiap Sabtu dan Minggu terlaksana, mereka berkumpul melibatkan siswa kelas sepuluh dan sebelas. Para siswa maupun siswi takmengenal lelah demi satu tujuan hadir dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah yang bisa memberi banyak manfaat penting. Baik untuk perkembangan individu maupun skill yang dibutuhkan untuk jenjang pendidikan selanjutnya.

Eskul Karawitan saat pentas di lapangan Indor SMK Negeri 1 Surabaya Dalam pengenalan eskul sekolah

 

“Karawitan merupakan salah satu seni musik tradisional Jawa yang memiliki keunikan tersendiri. Seni musik ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa sejak zaman dahulu kala. Karawitan tidak hanya menjadi sarana hiburan semata, tetapi juga memiliki nilai-nilai budaya yang tinggi,” ucap Rahiel Izza Shaabira salah satu anggota Eskul Karawitan yang kini telah berada di kelas duabelas.

"Pada Diesnatalis yang akan digelar pertengahan Oktober ini Eskul Karawitan akan tampil untuk memeriahkan hari jadi SMK 1 Surabaya yang kita cintain ini. Saya sangat mencintai seni karawitan dan dengan sukarela ikut hadir memainkan gamelan, dan itu menjadi kebanggaan tersendiri," tambahnya.

Kru Eskul Karawitan

 

Lebih lanjut Eskul Karawitan yang mendapat bimbingan dari Slamet Raharjo dan Pudji Astuti, dikatakan siswi kelas 12 jurusn DKV ini, sejarahnya dapatlah ditelusuri hingga masa kerajaan-kerajaan di Jawa. Dimana karawitan digunakan sebagai pengiring dalam upacara keagamaan, prosesi pernikahan, dan pertunjukan seni lainnya.

Sebagai anggota yang lebih senior Rahiel juga memaparkan bila unsur-unsur yang terdapat dalam karawitan sangatlah beragam. Salah satu unsur utamanya adalah laras, yaitu sistem tangga nada yang digunakan dalam karawitan. Terdapat dua jenis laras dalam karawitan, yaitu laras pelog dan laras slendro. Laras pelog memiliki lima tangga nada, sedangkan laras slendro memiliki tujuh tangga nada. Kedua laras ini memiliki karakteristik yang berbeda dan digunakan dalam konteks yang berbeda pula.

Atraksi Eskul Karawitan

 

Sementara itu Rakha ketua ekstrakurikuler Karawitan 2022/2023, memaparkan bahwa tidak hanya sampai disitu, dalam karawitan juga terdapat pula konsep gendhing, susunan lagu atau komposisi music, gongan (intro), gendhing macapat (lagu), dan gendhing ketawang (penutup) dan memiliki pola irama serta melodi yang khas. Melalui  gendhing, karawitan juga mampu mengungkapkan berbagai emosi dan cerita yang terkandung di dalamnya.

Eskul karawitan SMK Negeri 1 Surabaya tengan berlatih di ruang Kesenian

 

“Oleh karenanya kita perlu Latihan secara kontinyu sehingga dapat seirama. Latihan pun tidak hanya dilakukan di sekolah, namun juga di beberapa tempat seperti SDN Pakis V dan Balai Pemuda Surabaya. Dalam Diesnatalis ekskul Karawitan akan menampilkan tembang Buta-Buta Galak dan Tembang Hindari Narkoba," ujar Rakha Dian Savero kelas 12 DKV.

"Saat ini persiapan kita sudah mencapai lima puluh persen, sisanya mungkin hanya membenahi apa yang kurang saja. Harapannya kita nanti dapat tampil memukau, sehingga latihan yang telah dilalui akan memberikan hasil yang maksimal,” pungkasnya. (Daffa 11 PSPT 3)